In

Rusak Pertemanan Karena Sebuah Pengakuan

Beberapa hari lalu, secara tidak sengaja, saya mendengarkan lagu You've Got a Friend in Me yang dinyanyikan Randy Newman. Lagu itu menjadi original soundtrack film animasi Toy Story yang dirilis 2015 lalu.

Liriknya kira-kira begini: 

You've got a friend in me
You've got a friend in me
When the road looks rough ahead
And you're miles and miles from your nice warm bed
You just remember what your old pal said

Boy, you've got a friend in me
Yeah, you've got a friend in me

Mendengar liriknya mengingatkan pada nasib pertemanan saya yang kini rusak hanya karena sebuah pengakuan. Kalau waktu bisa diputar, saya mungkin akan berpikir matang-matang sebelum mengaku suka dengan teman sendiri. Teman yang sebelum pandemi COVID-19 selalu ada di samping saya. Teman yang sebelumnya tidak pernah saya notice sekalipun. 

Teman yang begitu saja datang, lahir dari berbagi cerita tentang dunia pekerjaan kami. Teman yang terbentuk dari pertemuan di kafe atau tempat nongkrong sejenisnya sehabis pulang kerja. Teman yang sering menelpon dan memberi banyak perhatian yang sebelumnya tidak pernah saya minta. 

Lalu saya terjebak pada perasaan suka. Mungkin ini yang namanya friendzone, yang sebelumnya saya tidak pernah mengalaminya. Ternyata friendzone amat berat sampai akhirnya saya mengatakan yang sejujurnya karena lelah menduga-duga. 

Sebuah keputusan yang belakangan saya sesali. 

Menyesal bukan karena saya ditolak (meski ini buat saya nangis sejadi-jadinya), tapi karena saya tidak tahu setersiksa itu melihat hubungan pertemanan kami yang renggang setelah serentetan kejadian yang seharusnya tidak pernah dan tidak perlu terjadi. 

Saya kehilangan teman makan mie Golden Lamian kesukaan kami di mal. Kehilangan teman bercerita tentang pekerjaan yang kadang begitu membosankan dan melelahkan. Kehilangan teman ngobrol tentang apa saja yang muncul saat mampir ke kafe di Jakarta. Kehilangan teman yang menemani saya selagi menunggu umi di rumah sakit. 

Kehilangan teman saat bercanda mengenai SPBU Pertamina dan SPBU Shell. Kehilangan teman meledek saat dia tidak tahu caranya memasak nasi di magicom. Kehilangan teman yang harus berlari-lari ke bioskop karena sudah telat akibat ban motor bermasalah.

Membuka chatnya saat ini terasa sangat berat. Tapi lebih berat lagi manakala dia tidak membalasnya. Padahal obrolan kami yang singkat dan semakin langka itu belum selesai. 

Saya berpikir pasti dia terbebani oleh apa yang sudah terjadi di antara kita setelah pengakuan itu. Tapi saya juga tidak tahu lebih dalam bagaimana sebenarnya dia melihat hal ini semua. Dia sangat irit bicara setelah itu. 

Saya bisa apa kalau chat terakhir tidak dibalasnya? Tentu saja hanya diam. Diam dan diam melihat pertemanan kami yang rusak. 

Di masa lalu, saya pernah mengaku suka juga dengan seseorang. Tapi karena kami tidak memiliki hubungan pertemanan yang dekat, tidak pernah muncul penyesalan. Kala itu saya malah merasa menang atas perasaan saya sendiri. Memang saya kalah karena bertepuk sebelah tangan, tapi di saat bersamaan saya merasa menang karena berhasil mengalahkan kebingungan saya selama ini terhadap perasaan suka yang muncul. 

Bagi saya itu sebuah kemenangan karena saya berhasil mengalahkan kegalauan dalam diri saya. Saya harus merdeka atas perasaan saya sendiri. Begitu kira-kira hal yang saya kuatkan saat mengaku suka. Tapi rupanya kondisi itu tidak sama dengan pengakuan saat ini karena kami berteman baik yang kini semakin renggang.

Sampai di sini, saya bingung harus berbuat apa. Pandemi membuat kami berjarak, persis seperti arahan pemerintah untuk physical distancing. Saya hanya bisa berdoa agar dia bisa kuat melewati pandemi yang berat ini bersama keluarganya, sehat-sehat, rejekinya kian lancar, dan diberikan kebahagiaan dunia akhirat. Sesama anak pertama, saya berharap dia bisa kuat berdiri.

Kadang saya ingin mendekapnya saat dia membuat status lelah di masa pandemi, meski saya enggak tahu lelahnya karena apa. Kadang saya ingin mendengar cerita-ceritanya dengan dialeknya yang kentara itu sambil menikmati kuah mie Golden Lamian seperti pada lanjutan lirik You've Got a Friend in Me: 

You've got troubles and I've got 'em too
There isn't anything I wouldn't do for you
We stick together and can see it through
'Cause you've got a friend in me
You've got a friend in me
Some other folks might be a little bit smarter than I am
Bigger and stronger too, maybe
But none of them will ever love you
The way I do, it's me and you, boy

And as the years go by our friendship will never die
You're gonna see it's our destiny
You've got a friend in me 


I'm your best friend. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments